Senin, 13 Desember 2010

tradisi syuro-an, mendidikkah?

Dari hasil diskusi kami dapat disimpulkan bahwa suatu peristiwa dapat mendidik jika mempunyai syarat:
1. Peristiwa tersebut dapat mendatangkan ibrah (hikmah)
2. Mengubah tingkah laku pendidik yang buruk hingga menjadi baik
3. Bisa membawa perubahan di bidang lain, tidak hanya pendidik tetapi juga lingkungan sekitar
4. Dapat memecahkan masalah

Jika dilihat dari prinsip Tiga Fngsi Pendidikan, maka pendidikan yang sebenarnya adalah yang berdasar pada tiga teori, yaitu:
1. Teori Sumber Daya Manusia
Maksudnya adalah pendidikan itu harus mengembangkan potensi manusia. Dalam teri ini terdapat (a) Progresivisme, yaitu mengembangkan, lebih mengutamakan pada masa depan daripada masa lalu. (b) Liberalisme, yaitu sistem perasaan yang menumbuhkan perangai yang menerima dan suka bekerja secara teratur dengan perubahan yang meningkat dengan bebas dan tidak terikat.
2. Teori Revitalisasi budaya
Pendidikan pada hakikatnya adalah yang mentrasmisikan budaya dari generasi ke generasi dan mengembangkan nilai dan norma kebudayaan yang telah ada. Teori ini ada dua macam, yaitu (a) Esensialisme, maksudnya ada periode yang dianggap paling penting, pendidikan harus bersendikan norma dan nilai yang teruji oleh waktu. (b) Perenialisme, maksudnya pendidikan mengikuti sejarah, setiap episode mempunyai peran penting atau hal yang bermakna.
3. Teori Rekonstruksionalisme
Teori ini menaruh perhatian terhadap pendidikan kaitannya dengan masyarakat dan memandang posisi pendidikan itu adalah institusi sosial dan sekolah pun merupakan bagian dari masyarakat.

Acara Syuro-an menurut kelompok kami adalah kegiatan yang mendidik, karena
1. Menjaga dan melestarikan budaya yang ada
2. Menumbuhkan sikap persatuan dan persaudaraan
3. Akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan jawa yang bagus untuk dilestarikan
4. Peristiwa tersebut dapat mendatangkan ibrah (hikmah)